Sabtu, 05 Januari 2013

REVIEW JURNAL EKONOMI KOPERASI 3 (Bag. 2)


REVIEW 6

PENGARUH CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI KOPERASI WANITA DI KOTA MALANG TAHUN 2010

OLEH:
Ratna Dwi Imawati
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Yuli Soesetio
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Fadia Zen
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang

JESP Vol. 4, No. 1, 2012
http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/JESP-Edisi-4-Vol-1-Tahun-2012.pdf

HASIL
Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel dependent, independent atau keduanya memiliki distribusi normal ataukah tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan Kolmogrov- Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > dari tingkat alpha yang ditetapkan (α=0.05), maka data penelitian dapat dikategorikan berdistribusi normal.
Dari keempat variabel yang diteliti diantaranya; current ratio, total asset turnover, debt to asset ratio dan rentabilitas ekonomi memiliki nilai signifikansi diatas 0.05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal sehingga data tersebut layak untuk dianalisa lebih lanjut.

2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan uji VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerence. Model yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi antara variabel bebas. Deteksi terhadap ada tidaknya multikoloniearitas. Yaitu dengan menganalisis nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF dibatasi tidak lebih dari 10. Dimana Variance inflation factor (VIF) merupakan suatu cara untuk mendeteksi multikolonieritas dengan sejauh mana sebuah variabel penjelas dapat diterangkan oleh semua variabel penjelas lainnya dalam persamaan regresi.
Melihat besaran nilai VIF dari ketiga variabel bebas dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi tidak mengalami multikolinieritas.

3. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda.

Gambar 1. Uji heteroskedastisitas

Pada gambar 1 dapat dilihat melalui pengujian grafik plot antara nilai prediksivariabel terikat nilai rentabilitas ekonomi dengan residualnya nilai current ratio, total asset turnover, dan debt to asset ratio terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta menyebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas. Dapat disimpulkan bahwa uji heterokedastisitas terpenuhi.

Pengujian Hipotesis
Y = a + β1 X1 +  β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e

Persamaan regresi,
Y= 8,805 – 0,001 X1 + 2,959 X2 – 0,105 X3
Persamaan garis linier berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 
  • Koefisien regresi current ratio sebesar -0,001 tidak diinterprestasikan karena pengaruh current ratio terhadap rentabilitas ekonomi tidak signifikan. 
  • Koefisien regresi total asset turnover sebesar 2,959 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel total asset turnover sebesar 1 kali dan variabel current ratio, debt to asset ratio konstan, maka akan menambah rentabilitas ekonomi sebesar 2,959 %.
  • Koefisien regresi debt to asset ratio sebesar -0.105 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel debt to asset ratio sebesar 1 kali dan variabel current ratio, dan total asset turnover konstan, maka akan mengurangi rentabilitas ekonomi sebesar 10,5%.
Berdasarkan hasil regresi R korelasi current ratio, total asset turnover , dan debt to asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi dalam tingkat hubungan kuat yaitu sebesar .649, sedangkan variabel lain diluar current ratio, total asset turnover , dan debt to asset ratio sebesar .351.
Hasil regresi R Square (koefisien determinasi) sebesar .421, angka ini menunjukkan kontribusi variabel independen current ratio, total asset turnover,dan debt to asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa besar kecilnya rentabilitas ekonomi 42,1% dipengaruhi oleh besarnya current ratio, total asset turnover, dan debt to asset ratio, sedangkan sisanya yaitu 57,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar ketiga model tersebut.

PEMBAHASAN
Kondisi Current Ratio Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Standar yang baik untuk rasio lancar adalah 200%, tingkat current ratio pada Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010 sebagian besar tergolong dalam klasifikasi yang tidak efektif.
Kondisi current ratio yang tergolong dalam klasifikasi tidak efektif ini kemungkinan disebabkan karena banyaknya jumlah aktiva lancar dalam bentuk kas yang dimilki masing-masing Kopwan. Sebagian besar mempunyai kas yang lebih tinggi daripada piutang dan persediaan yang dimilikinya. Rata-rata kopwan memakai kas yang dimilikinya untuk usaha simpan pinjam. Bunga yang ditetapkan berdasarkan rapat anggota dan pengurus dalam usaha tersebut berkisar 1.4-2% per bulan, misalnya pada Kopwan An-Nisa II sebesar 1.4% untuk pinjaman dibawah 2 juta dan 1.7% untuk pinjaman diatas 2 juta sedangkan Kopwan Bhakti Asta Makmur sebesar 1.5%-2% tergantung dari rentang waktu pengembalian.
Tingginya nilai current ratio yang melebihi standar rasio lancar ini mengindikasikan bahwa terdapat banyak dana yang menganggur dan kesulitan Koperasi Wanita Kota Malang tahun 2010 untuk memutar kembali uang kas tersebut menjadi modal kerja yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian lebih koperasi. Selain itu faktor rata-rata umur koperasi wanita di Kota Malang yaitu satu tahun dan belum terbentuknya unit usaha baru.

Kondisi Total Asset Turnover Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Tingkat total asset turnover pada Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010 sebagian besar tergolong dalam klasifikasi yang sangat tidak ideal. Volume usaha atau pendapatan yang diperoleh Kopwan berasal dari penjualan barang dagangan yang diakui pada saat penyerahan barang dan pendapatan jasa simpan pinjam yang diakui pada saat realisasi pinjaman serta pendapatan jasa lainya. Rata-rata Koperasi Wanita di Kota Malang, masih dalam usaha simpan pinjam. Kopwan belum menginvestasikan kas yang dimilikinya atau membuka unit usaha baru, misalnya pembukaan unit pertokoan.
Pada tahun 2011 ini, untuk meningkatkan usaha dan perkembangan Kopwan Kota Malang, Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang segera membentuk koperasi sekunder agar dapat mendukung keberadaan koperasi wanita (Kopwan), yang perkembangannya dinilai baik dan melakukan pembinaan secara rutin mengenai usaha yang dapat memberikan manfaat. Koperasi yang nantinya dipilih menjadi koperasi sekunder adalah yang kinerjanya bagus. Koperasi tersebut diharapkan domisilinya di Kota Malang sehingga perhatian koperasi sekunder pada kopwan-kopwan bisa lebih fokus (Tubas, 2011).

Kondisi Debt To Asset Ratio Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Tingkat debt to asset ratio pada Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010 sebagian besar tergolong dalam klasifikasi yang sangat ideal. Debt to asset ratio yang tinggi menunjukkan bahwa kegiatan operasi pada badan usaha (koperasi) sebagian besar dibiayai oleh hutang, sehingga aktiva untuk menjamin hutang tersebut juga lebih besar.

Kondisi Rentabilitas Ekonomi Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Tingkat rentabilitas ekonomi pada Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010 sebagian besar tergolong dalam klasifikasi yang sangat efektif. Hal initerlihat dalam perolehan SHU masing-masing Koperasi yang dijadikan sampel penelitian sudah diatas 1 juta. Hal ini menandakan bahwa Koperasi Wanita di Kota Malang tahun 2010 mampu memperoleh laba atau SHU secara efektif dengan menggunakan keseluruhan modal atau aktiva yang dimilikinya.
Pengaruh Current Ratio Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ananingsih (2007), dimana penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel current ratio terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial dan simultan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Kaaro (2002) tentang prediksi kinerja perusahaan berbasis investment opportunity set dan rasio keuangan tertimbang, dimana penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel rasio likuiditas terhadap rentabilitas ekonomi secara parsial. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jiasti (2010).
Likuiditas melalui current ratio ternyata tidak berpengaruh langsung terhadap rentabilitas ekonomi. Apabila disebutkan, diduga hal tersebut hanya berpengaruh pada operasional (aktivitas) sehari-hari agar perusahaan dapat hidup. Hal ini dikarenakan rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu profit margin dimana besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih, dan turnover operating asset yaitu tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi (Riyanto, 2001:37).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi, hal ini juga menghasilkan dugaan bahwa current ratio bukanlah satu satunya alat yang mampu digunakan untuk mewakili likuiditas dalam mengukur rentabilitas ekonomi. Rasio tersebut adalah rasio kas yang membandingkan antara kas dan bank dengan kewajiban lancarnya serta rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima koperasi dengan catatan dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi.
Selain itu tidak adanya pengaruh antara current ratio dengan rentabilitas ekonomi dapat juga dikarenakan rata-rata umur koperasi wanita di Kota Malang yaitu satu tahun. Tingginya nilai current ratio yang melebihi standar rasio lancar ini mengindikasikan bahwa terdapat banyak dana yang menganggur dan kesulitan Koperasi Wanita Kota Malang tahun 2010 untuk memutar kembali uang kas tersebut menjadi modal kerja yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian lebih koperasi.

Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Total Asset Turnover merupakan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan, hal ini menunjukkan bagaimana sumber dana telah dimanfaatkan secara optimal yaitu melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut.
Harahap (2002:309), menyatakan bahwa cara untuk menilai efektifitas perusahaan diantaranya dapat dilihat dari Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover). Perputaran total aktiva menunjukkan seberapa jauh kemampuan aktiva dalam menciptakan penjualan. Perputaran total aktiva juga memberikan gambaran seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Leunupun (2003), menunjukkan adanya pengaruh positif total assets turnover terhadap profitabilitas ekuitas. Artinya setiap peningkatan dalam total asset turnover akan mempengaruhi profitabilitas.
Total asset turnover menunjukkan kemampuan keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu untuk menghasilkan laba melalui penjualan dan gambaran tingkat aktivitas kegiatan usaha yang dapat meningkatkan rentabilitas ekonomi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total asset turnover atauaktivitas yang dilakukan suatu badan usaha maka semakin tinggi pula rentabilitas ekonminya.
Secara umum, volume usaha atau pendapatan yang diperoleh Kopwan berasal dari penjualan barang dagangan yang diakui pada saat penyerahan barang dan pendapatan jasa simpan pinjam yang diakui pada saat realisasi pinjaman serta pendapatan jasa lainnya. Sedangkan pada Koperasi Wanita di Kota Malang tahun 2010 ini, rata-rata masih dalam usaha simpan pinjam. Hal ini dapat diketahui pada tabel 4.1, bahwa 23 Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010 masih dalam jenis usaha simpan pinjam.
Bunga pada unit simpan pinjam yang dipakai Kopwan berkisar 1.4-2% flat per bulan dan anuitas sebesar 3% , misalnya pada Kopwan Bhakti Asta Makmur sebesar 1.4%- 2% dan Kopwan An-Nisa II sebesar 1.4% untuk pinjaman dibawah 2 juta dan 1.7% untuk pinjaman diatas 2 juta. Koperasi khususnya yang berjenis simpan pinjam dilarang untuk menaikkan bunga yang dibebankannya kepada anggotanya diatas bunga bank. Pasalnya, jika bunga dari koperasi simpan pinjam lebih dari bunga bank maka hal tersebut bisa dianggap sebagai sebuah penyimpangan.
Usaha untuk meningkatkan total assets turnover dapat dilakukan dengan menerapkan strategi pemasaran yang lebih baik untuk unit pertokoan (waserba) ataupun dengan memberikan pinjaman yang dengan persyaratan yang fleksibel namun tetap mengusahakan waktu pengembalian yang lebih cepat untuk unit simpan pinjam, sehingga dapat memberikan solusi bagi anggota dalam memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Semakin besar anggota memanfaatkan pelayanan pertokoan dan simpan pinjam, maka semakin besar volume usaha dan pertumbuhan labanya semakin optimal.

Pengaruh Debt To Asset Ratio Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Debt to asset ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan membandingkan total hutang dengan total aset. Rasio leverage atau rasio utang dapat diartikan sebagai kemampuan badan usaha dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya, sehingga rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang. Masalah hutang menyangkut struktur finansial, yaitu perimbangan dalam arti absolut maupun relatif keseluruhan modal asing yang tercermin dalam neraca (Riyanto, 2001:22).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2007) yang menyebutkan semakin tinggi debt to asset ratio maka semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Apabila perusahaanmempunyai kemampuan yang besar untuk mencari pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya.
Hasil regresi yang positif mengindikasikan bahwa badan usaha (koperasi) yang efektif dan efisien atau berhasil dalam aktivitas yang dijalankan. Salah satunya dalam pengelolaan dana pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan sejumlah aktivanya atau dengan kata lain, badan usaha tersebut mampu menutupi biaya tetapnya.
Namun, dari hasil statistik menunjukkan bahwa debt to asset ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap rentabilitas ekonomi Koperasi Wanita di kota Malang tahun 2010. Hal ini berarti setiap terdapat peningkatan pada nilai debt to asset ratio akan menyebabkan penurunan nilai rentabilitas ekonomi koperasi. Jika nilai debt to asset ratio tinggi berarti lebih besar risiko yang akan dihadapi koperasi karena akan lebih besar kewajiban yang harus dipenuhi sehingga jumlah profit yang diperoleh koperasi akan menurun.
Meskipun kenaikan rentabilitas ekonomi dapat diperoleh perusahaan melalui penggunaan leverage keuangan secara bijaksana, tetapi pembayaran utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Oleh karena itu menambah utang akan meningkatkan risiko gagal bayar jika arus kas mengalami penurunan dan gagal bayar dapat memberikan konsekuensi yang berbahaya bagi perusahaan, termasuk kebangkrutan.
Leverage dapat bersifat menguntungkan ataupun merugikan. Leverage akan menguntungkan jika tingkat pengembalian yang diperoleh lebih besar daripada biaya tetap yang harus dikeluarkan dan rentabilitas akan meningkat. Sedangkan leverage akan bersifat merugikan jika yang terjadi adalah tingkat pengembalian yang diperoleh lebih rendah daripada biaya tetapnya.


Nama               : Sofiyasmin Ramadani
NPM/Kelas     : 26211846/2EB10
Tahun              : 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar