REVIEW
6
PENGARUH
CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP RENTABILITAS
EKONOMI KOPERASI WANITA DI KOTA MALANG TAHUN 2010
OLEH:
Ratna Dwi Imawati
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Yuli Soesetio
Dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Fadia Zen
Dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
JESP Vol. 4,
No. 1, 2012
http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/JESP-Edisi-4-Vol-1-Tahun-2012.pdf
HASIL
Asumsi Klasik
1. Uji
Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi,
variabel dependent, independent atau keduanya memiliki distribusi normal
ataukah tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan
menggunakan Kolmogrov- Smirnov. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu
apabila nilai Asymp. Sig.(2-tailed) > dari tingkat alpha yang ditetapkan
(α=0.05), maka data penelitian dapat dikategorikan berdistribusi normal.
Dari
keempat variabel yang diteliti diantaranya; current ratio, total asset
turnover, debt to asset ratio dan rentabilitas ekonomi memiliki nilai
signifikansi diatas 0.05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal sehingga
data tersebut layak untuk dianalisa lebih lanjut.
2. Uji
Multikolinieritas
Uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas
dapat diketahui dengan uji VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerence.
Model yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi antara variabel bebas.
Deteksi terhadap ada tidaknya multikoloniearitas. Yaitu dengan menganalisis
nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF dibatasi tidak
lebih dari 10. Dimana Variance inflation factor (VIF) merupakan suatu
cara untuk mendeteksi multikolonieritas dengan sejauh mana sebuah variabel penjelas
dapat diterangkan oleh semua variabel penjelas lainnya dalam persamaan regresi.
Melihat
besaran nilai VIF dari ketiga variabel bebas dapat diambil kesimpulan bahwa
model regresi tidak mengalami multikolinieritas.
3. Uji
Heterokedastisitas
Pengujian
ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang
sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu keadaan bahwa varian dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda.
Gambar 1. Uji heteroskedastisitas
Pada
gambar 1 dapat dilihat melalui pengujian grafik plot antara nilai
prediksivariabel terikat nilai rentabilitas ekonomi dengan residualnya nilai current
ratio, total asset turnover, dan debt to asset ratio terlihat
titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas
serta menyebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti
tidak terjadi heterokedastisitas. Dapat disimpulkan bahwa uji heterokedastisitas
terpenuhi.
Pengujian
Hipotesis
Y = a + β1 X1 + β2
X2 + β3 X3
+ β4 X4 + e
Persamaan
regresi,
Y= 8,805 – 0,001
X1 + 2,959 X2 – 0,105 X3
Persamaan garis
linier berganda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Koefisien regresi current ratio sebesar -0,001 tidak diinterprestasikan karena pengaruh current ratio terhadap rentabilitas ekonomi tidak signifikan.
- Koefisien regresi total asset turnover sebesar 2,959 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel total asset turnover sebesar 1 kali dan variabel current ratio, debt to asset ratio konstan, maka akan menambah rentabilitas ekonomi sebesar 2,959 %.
- Koefisien regresi debt to asset ratio sebesar -0.105 menyatakan bahwa setiap penambahan variabel debt to asset ratio sebesar 1 kali dan variabel current ratio, dan total asset turnover konstan, maka akan mengurangi rentabilitas ekonomi sebesar 10,5%.
Berdasarkan
hasil regresi R korelasi current ratio, total asset turnover , dan debt
to asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi dalam tingkat hubungan kuat
yaitu sebesar .649, sedangkan variabel lain diluar current ratio,
total asset turnover , dan debt to asset ratio sebesar .351.
Hasil
regresi R Square (koefisien determinasi) sebesar .421, angka ini menunjukkan
kontribusi variabel independen current ratio, total asset turnover,dan debt
to asset ratio terhadap rentabilitas ekonomi. Atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa besar kecilnya rentabilitas ekonomi 42,1% dipengaruhi
oleh besarnya current ratio, total asset turnover, dan debt to
asset ratio, sedangkan sisanya yaitu 57,9% dipengaruhi oleh variabel-variabel
lain diluar ketiga model tersebut.
PEMBAHASAN
Kondisi Current
Ratio Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Standar
yang baik untuk rasio lancar adalah 200%, tingkat current ratio pada Koperasi
Wanita di Kota Malang Tahun 2010 sebagian besar tergolong dalam klasifikasi yang
tidak efektif.
Kondisi
current ratio yang tergolong dalam klasifikasi tidak efektif ini
kemungkinan disebabkan karena banyaknya jumlah aktiva lancar dalam bentuk kas
yang dimilki masing-masing Kopwan. Sebagian besar mempunyai kas yang lebih
tinggi daripada piutang dan persediaan yang dimilikinya. Rata-rata kopwan
memakai kas yang dimilikinya untuk usaha simpan pinjam. Bunga yang ditetapkan
berdasarkan rapat anggota dan pengurus dalam usaha tersebut berkisar 1.4-2% per
bulan, misalnya pada Kopwan An-Nisa II sebesar 1.4% untuk pinjaman dibawah 2
juta dan 1.7% untuk pinjaman diatas 2 juta sedangkan Kopwan Bhakti Asta Makmur
sebesar 1.5%-2% tergantung dari rentang waktu pengembalian.
Tingginya
nilai current ratio yang melebihi standar rasio lancar ini mengindikasikan
bahwa terdapat banyak dana yang menganggur dan kesulitan Koperasi Wanita Kota
Malang tahun 2010 untuk memutar kembali uang kas tersebut menjadi modal kerja yang
dapat menghasilkan tingkat pengembalian lebih koperasi. Selain itu faktor rata-rata
umur koperasi wanita di Kota Malang yaitu satu tahun dan belum terbentuknya
unit usaha baru.
Kondisi Total
Asset Turnover Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Tingkat
total asset turnover pada Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010 sebagian
besar tergolong dalam klasifikasi yang sangat tidak ideal. Volume usaha atau pendapatan
yang diperoleh Kopwan berasal dari penjualan barang dagangan yang diakui pada
saat penyerahan barang dan pendapatan jasa simpan pinjam yang diakui pada saat realisasi
pinjaman serta pendapatan jasa lainya. Rata-rata Koperasi Wanita di Kota Malang,
masih dalam usaha simpan pinjam. Kopwan belum menginvestasikan kas yang dimilikinya
atau membuka unit usaha baru, misalnya pembukaan unit pertokoan.
Pada
tahun 2011 ini, untuk meningkatkan usaha dan perkembangan Kopwan Kota Malang,
Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang segera membentuk koperasi sekunder agar
dapat mendukung keberadaan koperasi wanita (Kopwan), yang perkembangannya
dinilai baik dan melakukan pembinaan secara rutin mengenai usaha yang dapat memberikan
manfaat. Koperasi yang nantinya dipilih menjadi koperasi sekunder adalah yang
kinerjanya bagus. Koperasi tersebut diharapkan domisilinya di Kota Malang
sehingga perhatian koperasi sekunder pada kopwan-kopwan bisa lebih fokus (Tubas,
2011).
Kondisi Debt
To Asset Ratio Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Tingkat
debt to asset ratio pada Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun
2010 sebagian besar tergolong dalam klasifikasi yang sangat ideal. Debt to
asset ratio yang tinggi menunjukkan bahwa kegiatan operasi pada
badan usaha (koperasi) sebagian besar dibiayai oleh hutang, sehingga aktiva untuk
menjamin hutang tersebut juga lebih besar.
Kondisi
Rentabilitas Ekonomi Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010
Tingkat
rentabilitas ekonomi pada Koperasi Wanita di Kota Malang Tahun 2010 sebagian
besar tergolong dalam klasifikasi yang sangat efektif. Hal initerlihat dalam
perolehan SHU masing-masing Koperasi yang dijadikan sampel penelitian sudah diatas
1 juta. Hal ini menandakan bahwa Koperasi Wanita di Kota Malang tahun 2010
mampu memperoleh laba atau SHU secara efektif dengan menggunakan keseluruhan
modal atau aktiva yang dimilikinya.
Pengaruh Current
Ratio Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh
terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ananingsih (2007), dimana penelitian ini menunjukkan tidak
adanya pengaruh yang signifikan dari variabel current ratio terhadap
rentabilitas ekonomi secara parsial dan simultan. Selain itu, penelitian yang dilakukan
oleh Kaaro (2002) tentang prediksi kinerja perusahaan berbasis investment
opportunity set dan rasio keuangan tertimbang, dimana penelitian ini menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel rasio likuiditas terhadap
rentabilitas ekonomi secara parsial. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Jiasti (2010).
Likuiditas
melalui current ratio ternyata tidak berpengaruh langsung terhadap rentabilitas
ekonomi. Apabila disebutkan, diduga hal tersebut hanya berpengaruh pada
operasional (aktivitas) sehari-hari agar perusahaan dapat hidup. Hal
ini dikarenakan rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu profit margin dimana besarnya keuntungan operasi yang
dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih, dan turnover
operating asset yaitu tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk
operasi (Riyanto, 2001:37).
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi, hal ini juga menghasilkan dugaan bahwa current ratio bukanlah
satu satunya alat yang mampu digunakan untuk mewakili likuiditas dalam mengukur
rentabilitas ekonomi. Rasio tersebut adalah rasio kas yang membandingkan antara
kas dan bank dengan kewajiban lancarnya serta rasio pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima koperasi dengan catatan dana yang diterima adalah
total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi.
Selain
itu tidak adanya pengaruh antara current ratio dengan rentabilitas ekonomi
dapat juga dikarenakan rata-rata umur koperasi wanita di Kota Malang yaitu satu
tahun. Tingginya nilai current ratio yang melebihi standar rasio lancar
ini mengindikasikan bahwa terdapat banyak dana yang menganggur dan kesulitan
Koperasi Wanita Kota Malang tahun 2010 untuk memutar kembali uang kas tersebut
menjadi modal kerja yang dapat menghasilkan tingkat pengembalian lebih koperasi.
Pengaruh Total
Asset Turnover Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Total
Asset Turnover merupakan
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode
tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
Rasio ini juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan
untuk memperoleh penghasilan, hal ini menunjukkan bagaimana sumber dana telah dimanfaatkan
secara optimal yaitu melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut.
Harahap
(2002:309), menyatakan bahwa cara untuk menilai efektifitas perusahaan
diantaranya dapat dilihat dari Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover).
Perputaran total aktiva menunjukkan seberapa jauh kemampuan aktiva dalam
menciptakan penjualan. Perputaran total aktiva juga memberikan gambaran seberapa
efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa total asset turnover berpengaruh signifikan
terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Leunupun (2003), menunjukkan adanya pengaruh positif total
assets turnover terhadap profitabilitas ekuitas. Artinya setiap
peningkatan dalam total asset turnover akan mempengaruhi
profitabilitas.
Total
asset turnover menunjukkan
kemampuan keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu untuk menghasilkan
laba melalui penjualan dan gambaran tingkat aktivitas kegiatan usaha yang dapat
meningkatkan rentabilitas ekonomi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi total asset turnover atauaktivitas yang dilakukan suatu badan
usaha maka semakin tinggi pula rentabilitas ekonminya.
Secara
umum, volume usaha atau pendapatan yang diperoleh Kopwan berasal dari penjualan
barang dagangan yang diakui pada saat penyerahan barang dan pendapatan jasa
simpan pinjam yang diakui pada saat realisasi pinjaman serta pendapatan jasa lainnya.
Sedangkan pada Koperasi Wanita di Kota Malang tahun 2010 ini, rata-rata masih dalam
usaha simpan pinjam. Hal ini dapat diketahui pada tabel 4.1, bahwa 23 Koperasi
Wanita di Kota Malang Tahun 2010 masih dalam jenis usaha simpan pinjam.
Bunga
pada unit simpan pinjam yang dipakai Kopwan berkisar 1.4-2% flat per bulan dan
anuitas sebesar 3% , misalnya pada Kopwan Bhakti Asta Makmur sebesar 1.4%- 2%
dan Kopwan An-Nisa II sebesar 1.4% untuk pinjaman dibawah 2 juta dan 1.7% untuk
pinjaman diatas 2 juta. Koperasi khususnya yang berjenis simpan pinjam dilarang
untuk menaikkan bunga yang dibebankannya kepada anggotanya diatas bunga bank.
Pasalnya, jika bunga dari koperasi simpan pinjam lebih dari bunga bank maka hal
tersebut bisa dianggap sebagai sebuah penyimpangan.
Usaha
untuk meningkatkan total assets turnover dapat dilakukan dengan menerapkan
strategi pemasaran yang lebih baik untuk unit pertokoan (waserba)
ataupun dengan memberikan pinjaman yang dengan persyaratan yang
fleksibel namun tetap mengusahakan waktu pengembalian yang lebih
cepat untuk unit simpan pinjam, sehingga dapat memberikan solusi bagi
anggota dalam memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Semakin besar
anggota memanfaatkan pelayanan pertokoan dan simpan pinjam, maka
semakin besar volume usaha dan pertumbuhan labanya semakin optimal.
Pengaruh Debt
To Asset Ratio Terhadap Rentabilitas Ekonomi
Debt
to asset ratio menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dengan membandingkan
total hutang dengan total aset. Rasio leverage atau rasio utang dapat diartikan
sebagai kemampuan badan usaha dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjangnya, sehingga rasio ini menunjukkan seberapa besar perusahaan
dibiayai oleh hutang. Masalah hutang menyangkut struktur finansial, yaitu perimbangan
dalam arti absolut maupun relatif keseluruhan modal asing yang tercermin dalam
neraca (Riyanto, 2001:22).
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa debt to asset ratio berpengaruh signifikan
terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Haryanti (2007) yang menyebutkan semakin tinggi debt to asset ratio
maka semakin aman posisi perusahaan dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk
mencari pinjaman. Apabila perusahaanmempunyai kemampuan yang besar untuk mencari
pinjaman maka perusahaan mempunyai kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba
dengan memanfaatkan pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya.
Hasil
regresi yang positif mengindikasikan bahwa badan usaha (koperasi) yang efektif
dan efisien atau berhasil dalam aktivitas yang dijalankan. Salah satunya dalam
pengelolaan dana pinjaman yang digunakan untuk pembiayaan sejumlah aktivanya
atau dengan kata lain, badan usaha tersebut mampu menutupi biaya tetapnya.
Namun,
dari hasil statistik menunjukkan bahwa debt to asset ratio berpengaruh
signifikan negatif terhadap rentabilitas ekonomi Koperasi Wanita di kota Malang
tahun 2010. Hal ini berarti setiap terdapat peningkatan pada nilai debt to
asset ratio akan menyebabkan penurunan nilai rentabilitas ekonomi
koperasi. Jika nilai debt to asset ratio tinggi berarti lebih
besar risiko yang akan dihadapi koperasi karena akan lebih besar kewajiban yang
harus dipenuhi sehingga jumlah profit yang diperoleh koperasi akan menurun.
Meskipun
kenaikan rentabilitas ekonomi dapat diperoleh perusahaan melalui penggunaan leverage keuangan secara bijaksana,
tetapi pembayaran utang adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Oleh karena itu menambah
utang akan meningkatkan risiko gagal bayar jika arus kas mengalami penurunan
dan gagal bayar dapat memberikan konsekuensi yang berbahaya bagi perusahaan, termasuk
kebangkrutan.
Leverage
dapat
bersifat menguntungkan ataupun merugikan. Leverage akan menguntungkan
jika tingkat pengembalian yang diperoleh lebih besar daripada biaya tetap yang
harus dikeluarkan dan rentabilitas akan meningkat. Sedangkan leverage akan
bersifat merugikan jika yang terjadi adalah tingkat pengembalian yang diperoleh
lebih rendah daripada biaya tetapnya.
Nama : Sofiyasmin Ramadani
NPM/Kelas : 26211846/2EB10
Tahun : 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar