REVIEW
5
PENGARUH
CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP
RENTABILITAS EKONOMI KOPERASI WANITA DI KOTA MALANG TAHUN 2010
OLEH:
Ratna Dwi Imawati
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Yuli Soesetio
Dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Fadia Zen
Dosen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
JESP Vol. 4,
No. 1, 2012
http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/JESP-Edisi-4-Vol-1-Tahun-2012.pdf
ABSTRACT
This study aimed at finding out the condition of the Current Ratio,
Total Asset Turnover, Debt To Asset Ratio, and Economic Profitability of the Koperasi Wanita in Malang in 2010, as
well as finding out if there were any significant effects of Current Ratio,
Total Asset Turnover, and the Debt to Asset Ratio on the Economic Profitability
of the Koperasi Wanita in Malang in 2010. The findings showed that in 2010 the
conditions of the Current Ratio (X1) had the tendency to be classified
ineffective, the Total Asset Turnover (X2) had the tendency to be classified as
not ideal, the Debt To Asset Ratio (X3) had the tendency to be classified as highly
ideal, the Economic Profitability (X4) had the tendency to be classified as
highly effective. The results of the testing using Multiple Linear Regression
analysis showed that the variable of Current Ratio did not significantly affect
the Economics Profitability despite the fact that the variable of Total Assets
Turnover affected positively and significantly the Economic Profitability and
Debt To Asset Ratio negatively and significantly affected the Economic
Profitability.
PENDAHULUAN
Salah
satu kegiatan pemberdayaan perempuan yang dilakukan melalui sektor ekonomi adalah
usaha koperasi. Koperasi yang selama ini dikenal sebagai pilar dari perekonomian
bangsa merupakan pilihan tepat bagi kaum perempuan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga maupun kelompoknya.
Setiap
organisasi tentu ingin mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pengelolaan koperasi harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar dapat menjadi
koperasi yang mampu bersaing dengan bentuk badan usaha lain. Wujud dari
pengelolaan koperasi yang baik dapat dilihat dari kinerjanya. Salah satu penilaian
kinerja dapat dinilai melalui perolehan laba (SHU). Namun, SHU yang besar
bukanlah jaminan bahwa koperasi
tersebut telah
bekerja dengan efisien. Dengan demikian yang harus diperhatikan koperasi,
walaupun usaha koperasi tidak terlepas dalam perolehan laba (SHU) untuk memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya namun
aktivitas usahanya harus memperhatikan upaya yang dapat dilakukan dalam
pencapaian kinerja yang baik dan efisien.
Kinerja badan usaha dapat diukur
dengan penilaian yang mengacu pada ukuran rasio profitabilitas yaitu return
on asset (ROA) atau rentabilitas ekonomi. Pengembalian atas total
aktiva (ROA) menyediakan dasar-dasar yang diperlukan oleh suatu perusahaan
untuk menghasilkan ROE yang baik. Didukung oleh pernyataan Walsh (2004:58)
“sebuah perusahaan yang tidak memiliki ROA yang baik hampir tidak mungkin
menghasilkan ROE yang memuaskan”.
Faktor
keuangan merupakan salah satu faktor yang berperan strategis bagi profitabilitas
atau rentabilitas, faktor keuangan mencakup variabel likuiditas, aktivitas, dan
leverage (Muwarni, 2003:576). Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman
Penilaian
Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, maka untuk mengetahui tingkat produktivitas
koperasi dapat dihitung dengan menggunakan rasio-rasio keuangan di antaranya
adalah rasio likuiditas, aktivitas, dan leverage.
Rasio
likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan
melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (Hanafi
& Halim, 2009:77). Rasio yang sering digunakan dalam perhitungan likuiditas
adalah current ratio. Rasio lancar adalah mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva
yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis).
Likuiditas badan usaha adalah kemampuan untuk membayar hutangnya yang telah
jatuh tempo.
Penelitian
yang dilakukan oleh Jiasti (2010) menunjukkan adanya pengaruh current ratio terhadap
laba usaha. Sedangkan Kaaro (2002), dimana penelitian keduanya menunjukkan
tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel current ratio terhadap
rentabilitas ekonomi.
Rasio
aktivitas menunjukkan efektivitas pemanfaataan sumber daya perusahaan dalam
kegiatannya yang berkaitan dengan investasi dan penjualan untuk menghasilkan
keuntungan. Cara untuk menilai efektivitas perusahaan diantaranya dapat dilihat
dari perputaran total aktiva. Leunupun (2003:148) dalam jurnal ekonomi
akuntansi dan keuangan, menunjukkan adanya pengaruh positif variabel total
assets turnover terhadap profitabilitas ekuitas dan Haryanti (2007), yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio aktivitas maka semakin tinggi pertumbuhan
laba karena tingginya total assets turnover menunjukkan
efektivitas penggunaan modal yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang
diharapkan menghasilkan laba.
Perputaran
total aktiva menunjukkan seberapa jauh kemampuan aktiva dalam menciptakan
penjualan (Harahap, 2002:309). Perputaran total aktiva juga memberikan gambaran
seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh
penghasilan.
Dalam
membiayai investasi dan operasinya, koperasi tidak selalu memiliki dana yang
cukup untuk merealisasikan rencananya, karena itu sumber alternatif bagi
koperasi adalah hutang. Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Hanafi & Halim,
2009:81). Dalam penelitian ini rasio Solvabilitas yang digunakan adalah debt
to asset yakni berapa bagian dan aktiva yang digunakan untuk
menjamin utang. Penelitian yang dilakukan Haryanti (2007) menyebutkan semakin
tinggi Total Assets to Debt Ratio maka semakin aman posisi perusahaan
dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman, maka perusahaan
mempunyai kesempatan yang tinggi untuk memperoleh laba dengan memanfaatkan
pinjaman tersebut dalam kegiatan usahanya.
Subyek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koperasi Wanita di kota Malang,
karena pertumbuhannya yang semakin meningkat. Sebanyak 57 Kopwan sudah
terbentuk di masing-masing kelurahan dengan mendapatkan bantuan modal dari
Pemprov Jatim. Modal awal koperasi wanita (Kopwan) yang dikucurkan pemerintah
sebesar Rp25 juta per koperasi di Kota Malang, Jawa Timur, sudah berkembang
biak menjadi Rp50 juta hingga Rp100 juta (Bhirawa, 2011). Dari informasi tersebut
terlihat bahwa permodalan kopwan meningkat hingga empat kali lipat, sehingga kinerja
koperasi wanita termasuk dalam kategori baik. Kinerja yang baik dengan didukung
modal yang mencukupi akan menghasilkan laba yang optimal dan memberikan dampak
bagi rentabilitas ekonomi koperasi tersebut. Melalui penelitian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran mengenai rantabilitas ekonomi koperasi ditinjau dari
rasio keuangan.
METODE
Penelitian
ini merupakan penelitian explanative research yang bermaksud untuk menganalisis
pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan pegujian hipotesis.
Berdasarkan tingkat eksplanasi atau penjelasan, penelitian yang dilakukan ini
adalah penelitian asosiatif kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:40).
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh koperasi wanita yang ada di kota Malang yang
terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM kota Malang berjumlah 66 koperasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive
sampling, yaitu sampel yang didasarkan pada tujuan tertentu dan mencerminkan
karakteristik populasi. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini meliputi Koperasi
Wanita yang masih aktif dan tercatat pada Dinas Koperasi dan UKM kota Malang,
kepemilkan SHU diatas Rp 1.000.000, dan telah melakukan RAT.
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan kopwan tahun
2010. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas
Koperasi dan UKM Kota Malang. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan rumus
yang digunakan pada masing-masing perhitungan variabel sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara KUKM RI, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang pedoman
pemeringkatan Koperasi untuk total asset turnover dan debt to asset
ratio, Tetapi standar tersebut belum mencakup keseluruhan dari analisis
rasio yang penulis gunakan dalam penelitian. Untuk melengkapi standar
pengukuran tersebut, peneliti juga menggunakan standar pengukuran dengan
beracuan pada standar pengukuran yang baru diantaranya Peraturan Menteri Negara
KUKM RI Nomor 22/Per/M.KUKM/IV/2007 untuk current ratio dan rentabilitas
ekonomi pada peraturan nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Setelah itu, berdasarkan
nilai yang ada pada kombinasi ketiga peraturan tersebut dimasing-masing variabel
yang digunakan, peneliti menginterprestasikan kedalam golongan keadaan
Koperasi.
Aktiva Lancar
- Rasio lancar =
x 100%
Utang Lancar
(Peraturan
Menteri Negara KUKM RI, Nomor 22/Per/M.KUKM/IV/2007)
Volume Usaha
- TATO = x 1 kali
Asset
(Peraturan
Menteri Negara KUKM RI, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006)
Total utang
- Debt to asset
ratio = x 100%
Total asset
(Peraturan
Menteri Negara KUKM RI, Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006)
SHU Sebelum Pajak
- Rentabilitas
Ekonomi = x 100%
Total
Asset
(Peraturan
Menteri Negara KUKM RI, Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009)
Nama : Sofiyasmin Ramadani
NPM/Kelas : 26211846/2EB10
Tahun : 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar