REVIEW
3
PENGARUH
JUMLAH ANGGOTA, VOLUME USAHA DAN LIKUIDITAS KOPERASI TERHADAP PERMINTAAN JASA
AUDIT
OLEH:
Nanik
Sri Utaminingsih
Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Retnoningrum
Hidayah
Jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung
C6, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 50229
Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3, No. 1,
Maret 2011, pp. 51-59
http://jurnal.unnes.ac.id/index.php/jda/article/view/1944/2062
ABSTRAK
Kebutuhan akan
laporan keuangan yang bisa dipercaya sangatlah penting untuk mengambil keputusan.
Permasalahan dari penelitian ini adalah apakah jumlah anggota, volume bisnis
dan likuiditas secara parsial dan simultan mempengaruhi permintaan jasa audit.
Populasi dalam penelitian ini adalah 765 koperasi dan sampelnya berjumlah 89
koperasi. Data yang digunakan adalah laporan keuangan koperasi pada tahun fiscal
2008. Data analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, multikolnearitas
and logistic regression. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel jumlah
anggota dan likuiditas mempengaruhi permintaan jasa audit secara parsial
sedangkan volume bisnis tidak mempengaruhi permintaan jasa audit. Secara
simultan 3 variabel mempengaruhi permintaan jasa audit.
PENDAHULUAN
Koperasi
yang merupakan salah satu badan usaha yang tumbuh dan berkembang cukup baik di
Indonesia, dimana badan usaha ini mampu berkembang pesat di negara Indonesia
yang merupakan negara berkembang. Menurut Christopher et al. (2006),
perkembangan usaha kecil dan menengah di suatu wilayah negara akan memberikan
dampak yang positif yakni mengurangi angka kemiskinan di negara tersebut.
Koperasi adalah salah satu kegiatan usaha yang tentunya tak lepas dari kegiatan
transaksi-transaksi usaha yang menghasilkan laporan keuangan pada akhir periode.
Laporan keuangan yang merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pengurus koperasi
kepada para anggota didalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) memiliki arti yang penting,
dan juga laporan keuangan tersebut harus ditandatangani oleh semua anggota dan
pengurus koperasi (UU No. 25/1992, pasal 36 ayat 1). Apabila ingin mengetahui
relevansi dan reliabilitas dari laporan keuangan koperasi maka harus diadakan
pemeriksaan laporan keuangan oleh pihak independen. Hal ini sesuai dengan UU
No. 25 Tahun 1992 tentang Pokok Perkoperasian pada Pasal 30 dan Pasal 35 yang
menyatakan bahwa koperasi harus taat dalam penyelenggaraan pembukuan dan
inventaris secara tertib serta diharuskan menampilkan Neraca, LPA, Perhitungan
Hasil Usaha (PHU) yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan yang berlaku umum
dan diperiksa oleh pengawas koperasi dan dilanjutkan oleh pihak auditor
independen. Tidak banyak koperasi yang telah menggunakan jasa audit independen.
Kecenderungan suatu koperasi untuk memilih diaudit atau memilih tidak diaudit
oleh auditor independen dipengaruhi oleh beberapa faktor dari dalam koperasi
tersebut.
Adanya pengelolaan keuangan oleh
pihak menajemen tentunya menimbulkan dua kepentingan yang berbeda yaitu
kepentingan manajer dan kepentingan pemilik. Agency theory mengungkapkan bahwa
pihak manajemen perusahaan berkeinginan untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar, namun di lain sisi pihak luar
perusahaan ingin memperoleh informasi yang handal dan dapat dipercaya mengenai
pengelolaan dana yang telah diinvestasikannya. Menurut Lin-Seouw (2001),
hubungan antara pemilik dan manajer menunjukkan hubungan keagenan yaitu kontrak
antara principal dan agent. Agen bekerja untuk melakukan tindakan sesuai
keinginan principal. Hubungan tersebut dijelaskan dalam suatu teori yang
dikenal dengan namaagency theory, dimana dijelaskan bahwa agent dan principal memiliki
kepentingan yang berbeda satu sama lainnya. Principal termotivasi untuk
mengadakan kontrak dengan agent agar dapat mensejahterakan diri melalui
keuntungan yang selalu meningkat. Sedangkan agent termotivasi untuk
memaksimalkan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh
investasi, pinjaman, maupun kompensasi lainnya. Kon" ik ini akan semakin
memuncak karena principal tidak mampu sepenuhnya memonitoring agent dan
memastikan agent untuk bekerja sesuai dengan keinginan principal. Informasi
yang dimiliki principal pun terbatas mengenai kinerja agent. Lalu sang agent
justru memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kapasitas diri, lingkungan
kerja dan perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Lin-Seouw (2001) ada
beberapa yang mempengaruhi permintaan audit diantaranya adalah omset, total
aset dan jumlah pekerja, Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan jumlah
anggota, volume usaha dan likuiditas sebagai faktor yang mempengaruhi
permintaan jasa audit. Faktor jumlah anggota, sesuai dengan UU No.25/1992 pasal
5 ayat 1 bahwa pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis dan dengan
prinsip satu anggota satu suara, maka semakin banyak jumlah angggota semakin
tinggi pula permintaan jasa audit. Faktor kedua yang mempengaruhi permintaan
jasa audit adalah volume usaha, menurut Sitio & Tamba (2001), volume usaha
merupakan akumulasi penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku sampai dengan
akhir tahun buku. Semakin besar volume usaha suatu koperasi semakin tinggi pula
transaksi keuangan yang terjadi sehingga hal tersebut akan menyebabkan
meningkatnya permintaan jasa audit terhadap laporan keuangan koperasi. Faktor
ketiga yang mempengaruhi permintaan jasa audit pada koperasi yaitu likuiditas.
Menurut Sumarsono (2003) likuiditas adalah kemampuan untuk meyediakan dana
dalam jumlah yang cukup untuk membiayai semua transaksi usaha koperasi. Semakin
tinggi danalikuid/lancar yang dimiliki koperasi maka koperasi tersebut memiliki
kemampuan untuk membiayai pembelanjaan usahanya termasuk didalamnya untuk
membayar jasa audit.
Berdasarkan latar belakang diatas
maka permasalahan yang akan diangkat peneliti sebagai berikut:
1) Apakah jumlah
anggota koperasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap permintaan jasa
audit,
2) Apakah volume usaha koperasi secara parsial berpengaruh signifikan
ter-hadap permintaan jasa audit,
3) Apakah likuiditas koperasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap permintaan jasa audit,
4) Apakah jumlah
anggota, volume usaha dan likuiditas koperasi secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap permintaan jasa audit.
Metode
Populasi
dalam penelitian ini adalah koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM kota
Semarang yang telah memiliki laporan keuangan tutup buku tahun 2008 dan telah
melaksanakan RAT yaitu sejumlah 765 koperasi.
Sampel
pada penelitian ini sebanyak 89 koperasi. Peneliti menggunakan teknik pengambilan
sampel dengan cara random sampling atau pengambilan sampel secara acak.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Semarang, koperasi yang telah
melakukan RAT dan memiliki laporan keuangan tahun tutup buku 2008.
Variabel
bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a). Jumlah Anggota, yang merupakan
jumlah anggota didasarkan kepada jumlah anggota pada masing-masing Koperasi yang
telah tercantum dalam laporan keuangan koperasi tahun buku 2008 yang diperoleh
dari Dinas Koperasi dan UKM kota Semarang; b). Volume usaha, yang dimaksud
volume usaha dalam penelitian ini adalah total nilai penjualan atau penerimaan
dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang
bersangkutan. Dalam penelitian ini volume usaha koperasi diketahui dari
besarnya volume usaha masing-masing koperasi yang tercantum dalam laporan keuangan
tahun buku 2008, c). Likuiditas, rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar
(yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kali dibandingkan dengan hutang
jangka pendeknya. Standar yang baik untuk rasio ini adalah 200 persen (Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan UKM No.22/PER/M.KUKM/IV/2007 tentang Pedoman
Pemeringkatan Koperasi).
Variabel
terikat (Y) dalam penelitian ini adalah permintaan jasa audit. Permintaan jasa
audit akuntan publik yang dimaksud disini adalah permintaan koperasi terhadap
jasa audit laporan keuangan oleh pihak akuntan publik. Koperasi yang telah
diaudit oleh auditor eksternal, dengan menggunakan variabel dummy diberi skor 1
untuk koperasi yang diaudit sedangkan koperasi yang belum diaudit oleh auditor
eksternal diberi skor 0.
Pengumpulan
data dengan menggunakan metode dokumentasi, untuk mengumpulkan
data jumlah
anggota, volume usaha, rasio likuiditas digunakan laporan tahunan koperasi.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan inferensial.
Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran demografi
sampel.Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis, dimana
dalam hal ini digunakan teknik regresi logistik.
Nama : Sofiyasmin Ramadani
NPM/Kelas : 26211846/2EB10
Tahun : 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar