Sabtu, 05 Januari 2013

REVIEW JURNAL EKONOMI KOPERASI 1 (Bag. 2)


REVIEW 2

ANALISIS RENTABILITAS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI JAWA TENGAH

OLEH:
Sukardi Ikhsan
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Badingatus Solikhah
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung C6, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 50229

Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3, No. 2, September 2011, pp. 120-128
http://jurnal.unnes.ac.id/index.php/jda/article/view/1951/2069

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diambil dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah diketahui bahwa jumlah KPRI di Jawa Tengah yang terdafar dan telah melaksanakan RAT adalah 2.932 koperasi. Selanjutnya dengan menggunakan rumus Slovin diambil 97 KPRI sebagai sampel penelitian dengan tahun pengamatan 2008 dan 2009, dimana sebagian besar KPRI tersebut bergerak dalam usaha simpan pinjam. Setelah dilakukan pemilihan sampel secara acak berdasarkan kota/kabupaten, terpilih 7 kabupaten/kota.
Sampel menunjukkan rata-rata nilai rentabilitas sebesar 4.53%. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal (Munawir, 2007). Standar yang digunakan dalam mengukur rentabilitas ekonomi adalah tingkat suku bunga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan. Tingkat suku bunga yang berlaku pada tahun 2008 sebesar 8,67% sedangkan tahun 2009 sebesar 7,25%. Rentabilitas KPRI di Jawa Tengah sebesar 4.53% masih jauh dibawah suku bunga yang berlaku dipasar, sehingga angka tersebut memberikan arti bahwa penggunaan asset-aset produktif untuk menghasilkan laba belum maksimal.
Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan di ukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa badan usaha tersebut rendabel (Munawir, 2007).
Menurut Keown et al. (2001), tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan oleh dua faktor, yaitu profit margin dan turnover of operating assets. Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha) mengukur sampai seberapa jauh aktiva usaha dipakai dalam perusahaan. Turnover of operating assets dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu.
Dari sisi likuiditas, tingkat likuiditas KPRI di Jawa Tengah termasuk dalam kategori over likuid dengan nilai rata-rata sebesar 360.73%. Hal ini menunjukkan bahwa aktiva lancar pada sebagian besar KPRI belum digunakan secara efisien. Sementara itu 58.43% dari modal mereka berasal dari pinjaman pihak ketiga. Sehingga hal tersebut semakin membebani KPRI terutama biaya bunga yang harus dibayarnya, terlebih lagi apabila KPRI tersebut tidak mampu menyalurkannya kembali kepada peminjam. Jika ditinjau dari segi pengendalian biaya, sebagian besar KPRI di Jawa Tengah menunjukkan kinerja yang cukup efisien dengan angka BOPO sebesar 73.05%. Sehingga rata-rata laba operasi yang diperoleh oleh KPRI di Jawa Tengah adalah 26.95% dari pendapatan operasinya. Sebagian besar dari KPRI yang diteliti termasuk dalam kategori usaha menengah dengan rata-rata asset Rp 1,485,750,989.00.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik yang terdiri atas normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi (Ghozali, 2006). Berdasarkan hasil pengujian tidak terdapat prasyarat yang dilanggar.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh angka R2adjusted sebesar 19.7%. Hal tersebut berarti bahwa variabilitas variabel rentabilitas yang mampu dijelaskan oleh variabilitas varibel likuiditas, solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan ukuran koperasi hanya sebesar 19.7%, sedangkan sisanya sebesar 80.3% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Nilai koefisien determinasi tersebut kecil dikarenakan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data crossection dengan variasi yang besar antara masing-masing pengamatan.
Selanjutnya, keempat variabel independen yang dimasukkan ke dalam model, variabel Solvabilitas, BOPO dan Size terbukti berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas KPRI di Jawa Tengah. Sedangkan satu variable lainnya yaitu Likuiditas tidak dapat dibuktikan berpengaruh terhadap rentabilitas.
Berdasarkan hasil pengujian bersama atas seluruh variabel independen terhadap rentabilitas (uji F) diperoleh nilai Fhitung sebesar 12.124 dengan nilai signifikansi 0.00 dibawah derajat kebebasan 0.05 dengan arah positif.
Hasil pengujian hipotesis 1, diperoleh bukti empiris bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap rentabilitas koperasi. Rata-rata tingkat likuiditas pada KPRI di Jawa Tengah adalah 360.73% (over likuid) yang menunjukkan bahwa aktiva lancar pada KPRI terlalu tinggi dibandingkan dengan hutang lancarnya. Hal tersebut dapat terjadi karena sebagian besar KPRI yang menjadi objek pengamatan bergerak dalam usaha simpan pinjam dimana akun Piutang Usaha menunjukkan angka yang cukup tinggi. Banyaknya piutang yang belum dilunasi tersebut disebabkan jangka pelunasan yang relatif lama oleh para anggota koperasi. Aktiva lancar yang tinggi berarti KPRI mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya namun dengan aktiva yang tinggi tersebut mengindikasikan banyak dana yang menganggur sehingga kondisi ini menyebabkan KPRI tidak dapat memaksimalkan labanya.
Hasil penelitian tersebut tidak mendukung teori yang dikemukakan Riyanto (2008) dan hasil penelitian Lazaridis & Tryfonidis (2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid sehingga laba yang diperoleh maksimal dan tingkat rentabilitas ekonomi juga akan rendabel. Sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid. Perusahaan yang illikuid suatu waktu akan menghadapi kesukaran keuangan pada waktu jatuh tempo memenuhi kewajibannya sehingga akan berakibat pada rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.
Pengujian terhadap hipotesis kedua bahwa solvabilitas berpengaruh negatif terhadap rentabilitas koperasi dapat dibuktikan dengan koefisien -0.008. Angka tersebut memberikan arti setiap ada kenaikan tingkat solvabilitas sebesar 1% maka rentabilitas akan turun sebesar 0.8%. Variabel solvabilitas yang diproxykan dengan rasio total hutang terhadap total aktivanya menunjukkan rata-rata sebesar 58.43%. Nilai tersebut berarti bahwa modal koperasi lebih banyak berasal dari pinjaman pihak ketiga dibandingkan dengan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota koperasi. Kondisi tersebut berakibat kepada beban bunga yang harus dibayar koperasi cukup tinggi. Sementara itu apabila dilihat dari segi penyaluran dana dalam bentuk pinjaman terhadap anggotanya juga memperlihatkan kondisi yang kurang efisien, yaitu jangka waktu pelunasan yang cukup lama sehingga dana banyak yang menumpuk di piutang. Apabila kondisi tersebut tidak segera dibenahi maka lambat laun kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba semakin kecil sehingga akan berakibat terhadap penurunan nilai rentabilitasnya.
Temuan tersebut selaras dengan pendapat Weston & Copeland (1996) bahwa solvabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Apabila perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Dimana perusahaan akan memperoleh laba yang akan meningkatkan pencapaian rentabilitas ekonomi. Sebaliknya, jika perusahaan tidak mampu membayar seluruh hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel sehingga dapat mengakibatkan rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.
Konsep Van Horne & Wachowicsz Jr (2005) juga semakin memperkuat temuan tersebut. Rasio debt to total asset menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar risiko keuangan. Semakin rendah rasio ini semakin rendah risiko keuangan perusahaan.
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa efisiensi pengendalian biaya berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah berhasil dibuktikan. Koefisien sebesar -0.067 menunjukkan bahwa setiap ada penurunan BOPO sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan rentabilitas ekonomi sebesar 6.7%. Atau dengan kata lain, pengendalian biaya yang efisien akan berpengaruh terhadap kenaikan laba koperasi. Hal ini menunjukkan KPRI tersebut mampu mengelola biaya dengan optimal sehingga dengan pengendalian biaya yang sangat efisien dapat mendatangkan laba yang berdampak pada meningkatnya rentabilitas ekonomi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa efisiensi pengendalian biaya berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Menurut Munawir (2007) efisiensi pengendalian biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas. Jika biaya operasional yang dikeluarkan tinggi maka laba yang diperoleh lebih kecil sehingga menyebabkan menurunnya rentabilitas ekonomi perusahaan. Sebaliknya, jika biaya operasional yang dikeluarkan rendah maka laba yang diperoleh lebih besar sehingga menyebabkan meningkatnya rentabilitas ekonomi.
Pengujian atas variabel size/ukuran koperasi menunjukkan hasil bahwa semakin besar ukuran koperasi maka semakin kecil rentabilitas ekonominya. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa semakin besar ukuran koperasi maka semakin tinggi tingkat rentabilitasnya.
Size/ukuran koperasi yang diproxykan dengan jumlah aset yang dimiliki ternyata tidak dapat menjamin tinggi atau rendahnya rentabilitas yang mampu dihasilkan koperasi. Koperasi dengan aset yang tinggi sehingga koperasi tersebut tergolong dalam kategori usaha besar ternyata tidak berarti bahwa rentabilitas ekonominya menjadi semakin tinggi atau sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar KPRI di Jawa Tengah belum mampu mengelola asetnya dengan baik untuk menghasilkan laba. Atau aset yang dimiliki koperasi tersebut bukan merupakan aset produktif yang mampu mendongkrak laba.
Pendapat lain yang tidak mendukung hasil penelitian tentang size berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi adalah dari Brigham & Houston (2006), jika rata-rata total penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan tinggi, maka perolehan rentabilitas ekonomi juga akan rendabel. Sebaliknya, jika rata-rata total penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan rendah, maka perolehan rentabilitas ekonomi tidak rendabel.
Hipotesis terakhir seperti terlihat dalam tabel yang ingin membuktikan pengaruh bersama atas seluruh variabel independen terhadap rentabilitas koperasi terbukti signifikan. Namun pengaruh bersama tersebut menunjukkan nilai yang kecil. Hal tersebut dikarenakan karena dari keempat variabel independen yang diajukan ternyata hanya dua variabel yang terbukti berpengaruh signifikan dengan arah hubungan yang sesuai dengan hipotesis. Nilai koefisien determinasi R2 yang dihasilkanpun juga kecil yaitu hanya sebesar 19.7%.

Penutup
Hasil penelitian dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan bukti empiris bahwa variabel solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan size berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi koperasi. Variabel likuiditas tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi koperasi. Hasil pengujian bersama atas variabel likuiditas, solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan size terhadap rentabilitas ekonomi koperasi dapat dibuktikan.
Bagi peneliti yang hendak mengkaji rentabilitas koperasi secara lebih mendalam dapat menambahkan variabel lain seperti perputaran modal kerja, profit margin, maupun struktur modal koperasi.Penelitian lebih lanjut dapat mengklasifikasikan koperasi sesuai dengan jenis usaha masing-masing sehingga hasilnya lebih robust karena dimungkinkan setiap jenis usaha tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.


Nama               : Sofiyasmin Ramadani
NPM/Kelas     : 26211846/2EB10
Tahun              : 2012

REVIEW JURNAL EKONOMI KOPERASI 1 (Bag. 1)


REVIEW 1

ANALISIS RENTABILITAS PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI JAWA TENGAH

OLEH:
Sukardi Ikhsan
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Badingatus Solikhah
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Gedung C6, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 50229

Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3, No. 2, September 2011, pp. 120-128
http://jurnal.unnes.ac.id/index.php/jda/article/view/1951/2069

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh liquidity, solvability, cost eficiency dan size terhadap economic rentability baik secara parsial maupun simultan. Populasi dari penelitian ini adalah Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) yang terdaftar pada DINPERINDAGKOP dan UMKM dari tahun 2008 sampai 2009. 97 KPRI dari 7 kota dipilih secara random sebagai sampel. Data dianalisis dengan menggunakan descriptive statistics dan multiple regression. Hasilnya memperlihatkan bahwa solvability, cost eficiency and size mempengaruhi economic rentability; liquidity tidak mempengaruhi economic rentability; dan liquidity yang simultan, solvability, cost eficiency and size mempengaruhi economic rentability.

PENDAHULUAN

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya. Namun dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, tujuan tersebut tidak mudah untuk dicapai.
Berlainan dengan perusahaan atau organisasi yang bertujuan semata-mata mencari laba, karakteristik penting lain dari koperasi terlihat dari fungsi dan peran yang diamanatkan oleh UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian yang di antaranya adalah: membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
Berangkat dari amanat tersebut, pengelola koperasi harus mampu mengoptimal harta yang dimiliki untuk kemakmuran anggotanya. Untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam upaya mewujudkan operasi perusahaan yang efisien dalam menghasilkan laba, tidak hanya dapat dilihat dari besar kecilnya jumlah laba yang diperoleh, tetapi dapat dilihat dari rentabilitasnya. Keberadaan laba yang besar belum cukup mencerminkan tingkat keberhasilan suatu badan usaha tanpa disertai tingkat rentabilitas yang rendabel (modal yang digunakan untuk menghasilkan laba sangat efisien).
Salah satu contoh data yang terakhir menyebutkan bahwa sebagian besar kesempatan kerja ternyata dihasilkan oleh pengusaha kecil menengah dan koperasi. Sementara itu ditinjau dari segi jumlah, saat ini tercatat 12.426 unit koperasi aktif di Jawa Tengah pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009 jumlah tersebut meningkat signifikan menjadi 19.850 unit. Sebuah jumlah yang sangatlah fantastis.
Ada dua cara dalam penilaian rentabilitas yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri (Riyanto, 2008). Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan. Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan yaitu laba usaha. Sedangkan rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 2008). Rentabilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi, karena pada sebagian besar KPRI di Jawa Tengah menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman untuk menjalankan usahanya.
Menurut Riyanto (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas adalah profit margin dan turn over of operating asset. Sedangkan menurut Wasis (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi adalah volume penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin, dan struktur modal. Selain itu, menurut Hanafi & Halim (2007), likuiditas dan solvabilitas dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas yang berkaitan dengan penggunaan modal kerja. Sedangkan menurut Brigham & Houston (2006) size badan usaha dapat mempengaruhi rentabilitas ekonomi.
Berpijak pada uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh antara likuiditas, solvabilitas, size, efisiensi pengendalian biaya dan size terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah tahun 2008 - 2009 baik secara simultan dan parsial.

Metode
Populasi penelitian ini adalah seluruh KPRI yang masih aktif atau terdaftar di DINPERINDAGKOP dan UMKM setiap Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Tengah serta telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tutup buku tahun 2008 - 2009.
Tehnik pengambilan atau penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling berdasarkan kota/kabupaten. Teknik ini merupakan tipe pemilihan sampel dengan cara mengambil sebagian secara acak dari seluruh KPRI di Jawa Tengah.
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari 4 variabel yaitu likuiditas, solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan size. Likuiditas mampu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Dalam penelitian ini likuiditas diukur dengan current ratio dengan indikator aktiva lancar yang dinyatakan dalam rupiah, kewajiban lancar yang dinyatakan dalam rupiah (Riyanto, 2008).
    (Aktiva Lancar)
Current Ratio=________________x100%
(Kewajiban Lancar)
H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah tahun 2008 - 2009.
Solvabilitas mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Dalam penelitian ini solvabilitas diukur dengan debt to total assets yang indikatornya adalah:
a. Total Hutang yang dinyatakan dalam rupiah
b. Total Aktiva yang dinyatakan dalam rupiah
 
  (Total Hutang)
Debt To Total Assets=_____________x100%
  (Total Aktiva)
H2: Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah tahun 2008 - 2009 (Riyanto, 2008).
Untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan koperasi dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam penelitian ini efisiensi pengendalian biaya diukur dengan menggunakan rasio BOPO yang indikatornya adalah:
a. Biaya Operasional yang dinyatakan dalam rupiah
b. Pendapatan Operasional yang dinyatakan dalam rupiah
        (Biaya Operasional)
BOPO=______________________x 100%
   (Pendapatan Operasional)
H3 : Efisiensi pengendalian biaya berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah tahun 2008 - 2009 (Gitosudarmo, 2002).
Size menunjukkan ukuran mengenai besarnya suatu perusahaan sebagai suatu entitas
ekonomi. Dalam penelitian ini, size dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki oleh koperasi yang bersangkutan. Total aktiva dipilih sebagai proksi size dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva lebih stabil dibandingkan dengan nilai penjualan. Selain itu, dalam neraca RAT pada pasiva terdapat modal sendiri dan jumlah hutang-hutang (jangka pendek dan jangka panjang) yang secara otomatis merupakan gambaran total aktiva karena total aktiva sama jumlahnya dengan total           pasiva yang mencerminkan keadaan KPRI pada periode tertentu.
H4: size berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah tahun 2008 - 2009.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah. Rentabilitas ekonomi diproksi dengan ROA karena sebagian besar KPRI di Jawa Tengah menggunakan modal baik modal sendiri maupun modal pinjaman. Sehingga rentabilitas ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut:
  (Laba Usaha)
Rentabilitas Ekonomi=____________x100%
  (Total Aktiva)
H5: Likuiditas, solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan size berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Jawa Tengah tahun 2008-2009 (Riyanto, 2008).
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan Koperasi yang telah melaksanakan RAT. Selanjutnya data dipilih secara acak berdasarkan kota/kabupaten di Jawa Tengah.
Setelah data berhasil dikumpulkan, langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut (Husein, 1996). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran kondisi tingkat rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan size pada KPRI di Jawa Tengah tahun 2008 - 2009.
Dalam analisis ini digunakan alat analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Data yang digunakan untuk melakukan regresi liner berganda yaitu data efisiensi masing-masing indikator dari variabel bebas yaitu likuiditas, solvabilitas, efisiensi penggendalian biaya dan ukuran/size perusahaan.


Nama               : Sofiyasmin Ramadani
NPM/Kelas     : 26211846/2EB10
Tahun              : 2012