Minggu, 04 Januari 2015

TULISAN : AUDIT SISTEM INFORMASI

AUDIT SISTEM INFORMASI

Pengertian Audit Sistem Informasi
Menurut Weber (1999) “Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets,maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently”. Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat melindungi aset, memelihara integritas data, memungkinkan tujuan organisasi untuk dicapai secara efektif dan menggunakan sumber daya secara efisien.
Menurut Gondodiyoto (2003), audit sistem informasi merupakan suatu pengevaluasian untuk mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian antara aplikasi  sistem informasi dengan prosedur yang telah ditetapkan dan mengetahui apakah suatu sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif, efisien, dan ekonomis, memiliki mekanisme pengamanan aset yang memadai, serta menjamin integritas data yang memadai.

Lingkup dan Tujuan Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi pada umumnya difokuskan kepada seluruh sumber daya IT yang ada, yaitu :
  • Aplikasi – Mencakup seluruh proses bisnis yang terotomasi serta prosedur manual yang terkait, yang digunakan untuk mengolah informasi di dalam suatu organisasi.
  • Informasi – Mencakup data, dalam berbagai bentuk, yang dimasukan, diproses, dan dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan dalam kegiatan organisasi.
  • Infrastruktur – Mencakup teknologi dan fasilitas, seperti perangkat keras, sistem operasi, sistem manajemen basis data, jaringan data dan komunikasi, multimedia, serta lingkungan yang melindungi dan mendukung infrastruktur tersebut,  yang memungkinkan berjalannya aplikasi.
  • Personil – Mencakup personil yang dibutuhkan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengakuisisi atau mengembangkan, mengimplementasikan, menjalankan, mendukung, mengawasi dan mengevaluasi sistem dan layanan informasi.

Tujuan dari pelaksanaan audit sistem informasi sebaiknya dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari ketatakelolaan IT, yaitu :
1.    Conformance (Kesesuaian) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian, khususnya apakah suatu sistem informasi telah dapat memberikan jaminan yang memadai mengenai :
  • Confidentiality (Kerahasiaan) – Seluruh informasi yang penting dan sensitif telah dilindungi secara memadai dari pengungkapan yang tidak sah.
  • Integrity (Integritas) – Akurasi, kelengkapan, dan validitas informasi telah terjamin sesuai denngan ekspektasi dan kepentingan organisasi.
  • Availability (Ketersediaan) – Informasi selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh organisasi pada saat ini dan di masa mendatang, termasuk ketersediaan dan kemampuan sumber daya yang terkait.
  • Compliance (Kepatuhan) – Telah dipatuhinya berbagai peraturan perundang-perundangan, kebijakan dan prosedur serta perjanjian kerja, baik yang berasal dari internal maupun eksternal.
2.  Performance (Kinerja) – Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja, khususnya apakah suatu sistem informasi telah dapat memberikan jaminan yang memadai mengenai :
  • Effectiveness (Efektifitas) – Informasi telah dapat disampaikan secara relevan dan sesuai kebutuhan organisasi, serta dapat digunakan, konsisten, benar dan tepat waktu.
  • Efficiency (Efisiensi) – Informasi disediakan melalui pemanfaatan secara optimal (melalui cara yang paling produktif dan ekonomis) dari berbagai sumber daya yang terkait.
  • Reliability (Kehandalan) – Penyediaan informasi secara memadai yang dapat memungkinkan manajemen untuk menjalankan organisasi serta kewajibannya, baik dari aspek fidusiari maupun dari aspek ketatakelolaan.


Tujuan audit sistem informasi menurut Ron Weber (1999) secara garis besar terbagi menjadi empat tahap, yaitu:
1.      Pengamanan Aset
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
2.      Menjaga Integritas Data
Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memiliki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat menderita kerugian.
3.      Efektifitas Sistem
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem informasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan user.
4.      Efisiensi Sistem
Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memiliki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
 
Tahap-tahap Audit Sistem Informasi Audit Sistem Informasi
Tahap-tahap audit terdiri dari 5 tahap sebagai berikut:
1. Tahap pemeriksaan pendahuluan.
2. Tahap pemeriksaan rinci.
3. Tahap pengujian kesesuaian.
4. Tahap pengujian kebenaran bukti.
5. Tahap penilaian secara umum atas hasil pengujian.


Sumber:
https://adidesu.wordpress.com/2013/01/19/audit-sistem-informasi/
http://chandra.yulistia.com/?p=10
http://www.kajianpustaka.com/2014/02/audit-sistem-informasi.html
http://dwinggabani.blogspot.com/2013/01/audit-sistem-informasi-akuntansi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar