Kamis, 30 Januari 2014

Pengaruh Duplicate Content pada Peringkat SEO Situs Bisnis Anda

Pengaruh Duplicate Content pada Peringkat SEO Situs Bisnis Anda

Banyak pebisnis online yang dengan membabi buta menggunakan konten yang sama di berbagai situs bisnis miliknya dengan harapan agar pengunjung situsnya makin banyak dan makin digemari. Di samping itu, penggunaan konten yang sama juga menyederhanakan beban pekerjaan yang ada dalam mengelola situs. Namun, seperti apakah reaksi Google sebagai mesin pencari yang mendominasi dunia maya terhadap konten ganda ini? Dan bagaimana apa akibatnya pada peringkat situs bisnis kita jika ditinjau dari sudut pandang Search Engine Optimization (SEO)? Sebagaimana kita ketahui bersama, SEO ini menentukan peringkat situs kita di halaman hasil pencarian Google yang mempengaruhi tinggi rendahnya peluang sebuah situs ditemukan pengguna Internet. Makin tinggi peringkatnya dalam sebuah istilah pencarian tertentu, idealnya sebuah situs makin mudah ditemukan pengunjung, dan sebaliknya.
Menurut keterangan dalam laman Google Webmasters, perlu disadari bahwa sekitar 25-30% dari konten yang ada di dalamnya adalah konten yang sudah dimuat di laman web lainnya. Inilah yang disebut duplicate content. Sebetulnya duplicate content bukanlah hal yang aneh. Orang biasa mengutip kalimat dari situs lain yang disertai hyperlink ke situs yang dimaksud, atau menggunakan kalimat yang sama di halaman Frequently Asked Questions atau di Terms and Conditions. Jadi patut dipahami bahwa tidak semua duplicate content adalah spam. Jika kita menggunakan asumsi bahwa semua duplicate content adalah tindakan spam maka bisa jadi akan mempengaruhi secara negatif peringkat situs bisnis kita di halaman pencarian Google.
Faktanya adalah bahwa Google mencari duplicate content. Dan di mana kita bisa menemukannya? Google dan timnya bisa menemukannya dan mengelompokkannya bersama kemudian menjadikan seolah menjadi satu konten utuh. Jadi yang sering dilakukan ialah umpamanya Google meneliti halaman hasil pencarian dan menemukan halaman-halaman web yang identik, sama persis, maka alih-alih menunjukkan semua halaman web yang mirip itu di halaman hasil pencarian, Google akan menunjukkan satu halaman web saja dan menyingkirkan yang lain di halaman hasil pencarian berikutnya yang membutuhkan kesabaran lebih tinggi bagi pengguna Internet. Jika pengguna Google mengubah preferensi dengan memilih untuk memperlihatkan semua hasil pencarian yang identik sekalipun, baru akan ditampilkan duplicate content atau halaman-halaman web yang identik tersebut di hasil pencarian.
Namun, pada intinya duplicate content biasanya tidak diperlakukan sebagai spam tetapi konten yang dikelompokkan secara cermat agar bisa diurutkan peringkatnya dengan lebih akurat. Tetapi sekali lagi duplicate content sering terjadi.
Yang patut dicamkan ialah saat Anda menghasilkan duplicate content dengan tujuan kurang baik, yaitu untuk menipu atau memanipulasi pengunjung situs Anda demi naiknya peringkat, Google berhak untuk mengambil tindakan atas duplicate content yang tergolong spam karena termasuk mengganggu ini.
Misalnya saja Anda mau membuat sebuah blog dengan hanya menggunakan RSS auto (secara otomatis memuat konten dari situs lain secara utuh, tanpa modifikasi). Masalah akan muncul jika konten Anda hanya berasal dari RSS Feed, Anda tidak memberikan nilai tambah! Di sinilah, duplicate content dianggap sebagai sebuah tindakan spam. Tanpa memberikan nilai tambah bagi pengunjung situs Anda, duplicate content Anda akan dianggap spam oleh Google. (ap)

 

Sumber:
www.eciputra.com/berita-4520-pengaruh-duplicate-content-pada-peringkat-seo-situs-bisnis-anda.html

PERBEDAAN AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN ANALISIS PERNYATAAN KEUANGAN



PERBEDAAN AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN ANALISIS PERNYATAAN KEUANGAN

Sejalan dengan perkembangan bisnis dan pasar keuangan yang semakin meningkat secara internasional, perbedaan dalam akuntansi internasional pun menjadi lebih penting dari sudut pandang analisis pernyataan keuangan internsaional. Perbedaan akuntansi internasional berdampak pada penilaian atas laba dan arus kas dimasa yang akan datang.Penilaian/penaksiran ini penting untuk portofolio investor dalam membuat penilaian atas saham mereka. Hal ini juga penting untuk perhatian perusahaan dengan foreign direct investment (FDI)/investasi asing langsung, yang melibatkan penaksiran dari akuisisi potensial dan partisipasi ventura gabungan atau meningkatnya modal dari perusahaan yang terdaftar pada pasar saham asing. Jumlah yang bertambah dari perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham internasional, dengan bursa efek London yang sudah diambil alih oleh bursa efek New York sebagai bursa efek yang paling populer,dan banyak lagi bursa saham yang terus berkembang. Sebagai tambahan telah ada satu peningkatan dramatis dalam kemunculan pasar modal dan kompetisi untuk investasi internasional Perbedaan akuntansi internasional membawa sejumlah permasalahan dari sudut pandang analisis keuangan.

Pertama, dalam mencoba untuk menilai perusahaan asing, ada suatu kecenderungan untuk melihat laba dan data keuangan lain dari sebuah perspektif dalam negeri, dan oleh karenanya ada suatu masalah dari melewatkan efek atas perbedaan akuntansi. Kecuali perbedaan signifikan yang diambil ke dalam akun, mungkin dengan beberapa keterlibatan pernyataan ulang, ini mungkin mempunyai konsekuensi yang sangat serius. Kedua, kesadaran dari perbedaan internasional menyarankan perlunya untuk menjadi familiar dengan prinsip akuntansi negara asing sebagai tujuan untuk mengenal lebih baik data pendapatan dalam konteks pengukuran.
Ketiga,isu tentang perbandingan internasional dan harmonisasi akuntansi menjadi sorotan dalam konteks.

Dalam hal ini, Choi dan Levich (1991) menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk menganalisa dampak dan relevansi dari perbedaan dalam kemiripan dan ke tidak miripan lingkungan ekonomi. Dalam lingkungan atau situasi akuntansi yang mirip, perbedaan akuntansinya adalah ketidak logisan dan petunjuk ke arah hasil yang tidak bisa dibandingkan. Praktik logikal menyarankan perlakuan akuntansi yang mirip/sama. Ketika lingkungan ekonomi tidak sama, tetapi, seperti kasus investasi internasional, perbedaan akuntansi bisa dibenarkan, khususnya dimana letak ketidak samaan itu ada di peraturan perusahaan, peraturan pajak, sumber keuangan, kebiasaan bisnis, kebudayaan akuntansi dan seterusnya. Disisi lain perlakuan akuntansi serupa mungkin dapat dipertimbangkan saat seperti factor berarti sama. Pentingnya pemahaman factor lingkungan dan budaya begitu ditekankan.



Sumber:
http://ndygalery.blogspot.com/search?updated-max=2011-10-16T20:25:00-07:00&max-results=1&reverse-paginate=true&start=3&by-date=false

Mencegah Dampak Pemanasan Global dengan ‘Roof Garden’



Mencegah Dampak Pemanasan Global dengan ‘Roof Garden’

Membangun sebuah taman di atap rumah merupakan salah satu cara inovatif dan efektif untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus untuk mengurangi dampak pemanasan global. Atap semacam ini sering disebut juga roof garden.
Keberadaan roof garden akan menambah nilai ekonomi hunian Anda. Sebuah taman di atap akan membuat rumah Anda terasa lebih nyaman sekaligus indah. Pengembangan roof garden merupakan fenomena yang terbilang baru. Teknologi untuk membuat roof garden pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an, yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara Eropa seperti Swiss, Belanda, Austria, Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia. Di Asia sendiri, negara-negara yang merupakan penggiat proyek roof garden antara lain Jepang, Korea, Hongkong, China, dan Singapura. Beberapa proyek pengembangan roof garden yang sukses adalah Flying Green Project (Tokyo dan HongKong), Skyrise Greening Project (Singapura), Ecoroof Project (Berlin), Green Roof Project (New York dan Washington).
Keberadaan roof garden, memiliki manfaat antara lain sebagai berikut:
1.     Mengurangi polusi udara
Vegetasi pada roof garden mampu mengubah udara yang tercemar polusi menjadi udara yang aman dihirup paru-paru Anda.
2.     Mengurangi polusi suara
Tanaman pada atap bekerja dengan baik sebagai peredam kebisingan di luar rumah, misalnya suara kendaraan bermotor atau aktivitas industri.
3.     Konservasi air
Roof garden berfungsi melembapkan dan menyimpan air karena ia mampu menyimpan sebagian air hujan.
4.     Menurunkan suhu udara
Keberadaan roof garden dapat mengurangi panas radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah (heat island effect). Roof garden sangat bermanfaat terutama dalam meningkatkan kualitas udara dan meningkatkan kualitas lingkungan, karena dapat menyerap panas di dalam bangunan hingga mencapai 10%. Ini berarti Anda dapat menghemat hingga 60% konsumsi energi yang digunakan untuk mendinginkan udara. Suhu dalam ruangan bisa turun setidaknya 12 derajat celcius.
5.     Fungsi estetika
Seperti fungsi taman pada umumnya, roof garden membuat bangunan rumah Anda tampak lebih indah, nyaman, dan asri.

Ada tiga jenis roof garden yang dikenal di dunia properti. Namun jangan salah, untuk membangunnya dibutuhkan kecermatan dalam menilai kemampuan daya dukung bangunan. Untuk rumah Anda, Anda dapat mengembangkan roof garden ekstensif ataupun semi ekstensif. Berikut penjelasannya:
1.     Roof garden ekstensif
Model ini cocok dikembangkan di rumah pribadi (non-apartmen), karena biaya perawatannya cukup murah dan hanya memerlukan tanah yang dangkal. Tanaman yang digunakan pun biasanya adalah tanaman hias ringan yang mudah Anda temui di galeri-galeri tanaman. Tidak hanya untuk atap, model ekstensif semacam ini juga dapat digunakan pada bagian rumah lain yang tidak terlalu luas, seperti garasi, teras, atau dinding.
2.     Roof garden semi ekstensif
Model ini membutuhkan tanah yang lebih dalam dibandingkan roof garden ekstensif. Roof garden ini juga cocok untuk perumahan, hanya saja, jika Anda ingin menerapkannya untuk atap rumah Anda, rumah Anda harus memiliki struktur bangunan yang lebih kuat dan berat.
3.     Roof garden intensif
Roof garden ini tidak untuk diterapkan pada atap rumah, melainkan pada bangunan-bangunan besar misalnya gedung pencakar langit. Roof garden ini membutuhkan ukuran bidang yang luas dan struktur bangunan yang besar dan kuat. Model ini mampu menampung berbagai jenis tanaman baik kecil maupun besar.



Sumber:
www.eciputra.com/berita-4577-cegah-dampak-pemanasan-global-dengan-roof-garden-.html

Pemerintah Harus Bergegas Atasi PHK



Pemerintah Harus Bergegas Atasi PHK

Kita tak pernah membayangkan akan menghadapi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran kembali. Nyatanya, bukan hanya orang-orang AS saja yang harus kehilangan pekerjaannya, Indonesia juga. Kali ini, bukan pemecatan tahunan, atau karena beperkara dengan perusahaan, tetapi karena krisis global telah mencekik perekonomian domestik.
Memang, pemecatan karyawan ini tak serta-merta terjadi. Sebaliknya, diawali dengan penurunan kapasitas produksi. Lihat saja produsen elektronik sudah mulai menurunkan kapasitas produksinya sejak Oktober silam. Pasalnya, daya beli masyarakat sudah kian ciut. Ditambah lagi, rupiah kian keok terhadap dolar AS dan mengakibatkan ongkos produksi melonjak. "Konsumsi domestik turun 20 persen," kata Ketua Elektronik Marketer Club (EMC) Agus Subiantoro.
Yang lebih celaka lagi, bukan hanya daya beli masyarakat yang lemah, namun daya saing produk Indonesia terhadap produk China juga menyusut. Tak heran, Oktober lalu, PT Omedata, salah satu perusahaan peralatan elektronik di Bandung harus melakukan PHK terhadap seluruh karyawannya yang berjumlah 1.500 orang.
Industri tekstil juga harus menelan pil pahit ini. Awal November lalu, tiga perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) telah menghentikan produksinya. Ketiga perusahaan itu adalah PT Sentral Star selaku produsen pakaian, PT Rajabrana (pakaian), dan PT Malaktex (produsen benang). "Ketiga perusahaan tersebut sudah menghentikan produksinya," kata Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jawa Barat.
Menurut Ade, penghentian produksi ini akibat krisis yang melanda Amerika. Sebabnya, buyer asal Amerika yang selama ini memberikan order secara tak disangka menghentikannya. "Mereka kehilangan order," tegasnya. Lantaran ordernya terhenti, maka modal ketiga perusahaan ini terganggu dan akhirnya menghentikan produksi.
Ketiga perusahaan tersebut memiliki karyawan sebanyak 9.000 orang. Nah, jika tidak segera ditanggulangi, maka nasib periuk nasi ke 9.000 karyawan ini jelas-jelas akan terancam. "Saat ini masih ada sebanyak 1.600 perusahaan TPT dengan total karyawan 1,3 juta," paparnya.
Bukan hanya itu, menurut Ade masih ada perusahaan lain yang telah merumahkan karyawannya akibat pelemahan ekspor dan konsumsi dalam negeri. Menurut Ade, setiap harinya ada sebanyak lima hingga 10 orang yang dirumahkan dari 600 industri TPT. "Setiap harinya ada sebanyak 6.000 karyawan di rumahkan," tuturnya tanpa mau menyebutkan identitas perusahaan tersebut. Ade memperkirakan PHK tersebut baru akan dilakukan perusahaan pada Januari hingga Maret 2009.
Setali tiga uang. Industri alas kaki juga merasakan hal senasib. Menurut Singgih Witarsa, ada tiga perusahaan yang telah merumahkan karyawannya namun belum sampai melakukan PHK. Ketiga perusahaan tersebut berlokasi di Jawa Barat, yakni PT Daya Tugu Mitra, PT Torch Internasional, dan PT Fortunas. "Total karyawannya mencapai 5.000 orang," tegas Singgih Witarsa, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo). Hingga saat ini, diperkirakan akan sebanyak 200 perusahaan.
Menurut Singgih, pilihan merumahkan seluruh karyawannya ini dilakukan sambil menunggu kepastian order. Sebabnya, perusahaan telah menyelesaikan pesanan sepatu hingga akhir Desember 2008 pada Oktober lalu lantaran adanya peningkatan kapasitas produksi. "Buyer asing meminta negosiasi harga dari 15 dollar AS menjadi 9 dollar AS per pasang," tuturnya.
Max Lukito, manajemen PT Daya Tugu Mitra membenarkan jika ia telah merumahkan karyawannya. Namun, ia enggan mengungkapkan berapa banyak karyawan yang dirumahkannya. "Ini hanya bersifat sementara, kalau ordernya sudah ada, maka kita akan kembali memanggil untuk memproduksi sepatu kembali," imbuhnya.
Nah, kabar terakhir sudah ada sebanyak 10 perusahaan paku yang tutup akibat kalah bersaing lantaran krisis melanda. Ke-10 Perusahaan tesebut antara lain PT Surabaya Wire dan PT Sidoarjo Metal, dan PT Argamas. "Total karyawannya hingga mencapai ratusan orang," kata Ario N Setiantoro, Ketua Umum Ikatan Pabrik Kawat dan Paku Indonesia (Ippaki).
Perusahaan yang juga sudah mengumumkan PHK adalah PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) atas 1.000 karyawan dan 1.000 karyawan lainnya dirumahkan. Pasalnya, perusahaan bubur kayu dan kertas itu mengalami kekurangan pasokan bahan baku, selain juga terkena imbas krisis keuangan global. Selain sejumlah tenaga kerja Indonesia, sekitar 35 pekerja asing juga terkena kebijakan tersebut. Hingga akhir pekan lalu RAPP mempekerjakan sekitar 4.000 karyawan.
Kalau di total, berapa jumlah pekerja yang sudah kena PHK? Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi mengatakan, setiap anggota Apindo telah mem-PHK mulai dari 800 hingga ribuan buruh. Pemecatan besar-besaran terjadi di industri tekstil, garmen, perkebunan dan konstruksi. “Sekarang kami bekerja dengan karyawan tetap, yang kontrak sudah di-PHK,” kata Sofjan, Rabu.
Sebagian besar anggota Apindo juga mengaku sudah tak sanggup lagi memberikan berbagai macam tunjangan dan bonus bagi buruh. Itu sebabnya, Sofjan berharap pemerintah segera mengatasi masalah yang membelit para pengusaha yang terpaksa mengurangi produksi lantaran pembeli luar negeri khususnya Amerika dan Eropa memangkas permintaan.
Pernyataan Sofjan tak berbeda jauh dengan catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API). API memprediksi sudah 10% dari sekitar 2,1 juta orang yang kehilangan pekerjaan di industri tekstil. "Krisis sudah nyata terjadi. Mau tak mau kami harus mengurangi karyawan," ujar Sekretaris Jenderal API Ernovian G Ismy.
Kalau pernyataan pengusaha itu benar, angka PHK itu sungguh sangat berbeda dengan angka PHK versi pemerintah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) mencatat jumlah pekerja yang terkena PHK baru mencapai belasan ribu saja.
Dari permohonan PHK untuk 23.927 buruh, ada 17.418 buruh yang resmi kena PHK per 5 Desember 2008 lalu. Sedangkan yang berstatus dirumahkan ada 6.597 pekerja dari rencana 19.091 pegawai.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan gelombang PHK di perusahaan yang berorientasi ekspor terjadi lantaran negara-negara yang menjadi target penjualan produk Indonesia sedang membatasi ekspor. Menurut Kalla, PHK di Indonesia tak sebesar India maupun China. "Jadi memang ada PHK tapi tidak sebesar apa yang terjadi di negara industri seperti China dan India," kata Kalla.
Boleh saja Kalla mengatakan PHK di Indonesia rendah. Hanya saja, sekecil apapun PHK, tetap saja meniadakan pendapatan keluarga si pekerja. Itu sebabnya, gubernur di daerah-daerah juga harus tanggap merespons PHK ini.


Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2008/12/12/16350074/pemerintah.harus.bergegas.atasi.phk